Ada
beberapa landasan penting dalam ajaran agama Nashrani, salah satunya
yang paling pokok adalah doktrin trinitas atau disebut juga tritunggal,
ini merupakan doktrin yang wajib diimani oleh para penganut Nashrani
(baik itu Katolik, Protestan maupun Ortodok) karena ini adalah tonggak
ajaran ketuhanan bagi mereka. Mungkin kecuali Kristen Unitarian
yang menolak Trinitas, tapi tetap walaupun Unitarian meskipun menolak Trinitas, mereka dimata kaum muslim adalah kafir.
Namun jika kita bandingkan dengan ajaran Islam di mana landasan
utamanya (masalah aqidah), khususnya yang berkenaan dengan Uluhiyyah
sangatlah jelas dan mudah dipahami, dalil-dalinya tak terhitung
banyaknya baik dalam al-Qur’an maupun hadits. Namun tidak demikian
adanya dalam agama Nashrani, justru pada doktrin ketuhananlah yang
paling sulit untuk dipahami dan dicerna. Padahal seharusnya ini tidak
boleh terjadi karena ketuhanan adalah pondasi yang paling dasar yang
dibangun diatasnya ajaran-ajaran lain.
Apa itu Doktrin Trinitas?
Di dalam kamus kitab muqoddas, trinitas didefinisikan sebagai berikut:
beriman pada Tuhan yang satu Bapa, anak (Yesus Kristu) dan Roh Kudus,
Tuhan yang satu, zat yang satu pula, dan kesemunya adalah sama dalam hal
kekuasaan, kekuatan dan kemulyaan.
Penting untuk diketahui
bahwa doktrin trinitas bukanlah ajaran asli Nashrani, karena ajaran asli
Nashrani adalah ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa ‘alaihis salam
yang menyeru bani Israel untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan
tidak menyekutukannya, sama seperti ajaran yang dibawa oleh para Nabi
dan Rasul sebelumnya.
Masuknya konsep trinitas ke dalam agama
Nashrani berasal dari “ajaran paganism” yang telah ada pada saat itu
baik di barat maupun di timur, dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa
ajaran filsafat yunani pagan juga memiliki andil dalam merusak kemurnian
agama Nashrani.
Adapun secara resmi trinitas menjadi doktrin
Nashrani secara bertahap jauh setelah masa Isa ‘alaihis salam, dimulai
dari konsili nicea pertama pada tahun 325 M, yang diadakan untuk
menyelesaikan perpecahan di antara kaum Nashrani sendiri tentang hakikat
Yesus kristus, apakan ia hanya seorang Rasul (utusan Allah) ataukah
memiliki sifat ketuhanan. Dan akhirnya konsili ini memutuskan bahwa
Yesus bukanlah ciptaan melainkan memiliki substansi yang sama dengan
Tuhan Bapa, kemudian beberapa tahun setelahnya tepatnya tahun 381 M
diadakan konsili konstatinopel pertama, di sana salah satu keputusannya
adalah Roh kudus juga memiliki substansi ketuhanan, nah dengan ini maka
lengkaplah ajaran trinitas kristiani, Tuhan bapa, anak dan roh kudus.
Sehingga kesimpulannya adalah Yesus Kristus dan Roh kudus diangkat
menjadi Tuhan berdasarkan hasil musyawarah di antara para pembesar agama
Nashrani. Di sini timbullah petanyaan besar di benak kita, bagaimana
mungkin dasar utama aqidah keimanan yang seharusnya menjadi wewenang
Allah untuk menjelaskannya ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah
manusia?
Al-Qur’an Menyeru Kaum Nashrani dan Membantah Trinitas
Agama Nashrani adalah agama yang ajarannya telah banyak dirubah dan
diselewangkan dari asalnya ditambah dengan ajaran-ajaran yang berasal
dari luar nasaraniyah dan dimasukan ke dalamnya, sehingga ia semakin
jauh dan tenggelam ke dalam kesesatan.
Trinitas sendiri adalah
ajaran syirik dan kufur, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang
membantah ajaran sesat Nashrani, dan menyeru mereka untuk kembali
kefitroh dan mengikuti agama yang haq agama Islam, diantaranya firman
Allah:
(يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا
تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ
مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ
انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ
أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا)
“Wahai ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera
Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya
yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu)
lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci
Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara” (QS. An Nisa’: 171).
Al-Qur’an juga telah menegaskan kufurnya doktrin trinitas ini, dan mengacam para penganutnya dengan azab yang pedih,
(لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا
مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا
يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)
Sesungguhnya kafirlah orang=orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah
salah seorang dari yang tiga”, Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang
mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan
ditimpa siksaan yang pedih. (QS. Al Maidah: 73)
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya
Allah itu ialah Al masih putera Maryam”. (QS. Al Maidah: 17)
Bahkan Nabi Isa ‘alaihis salam sendiri telah berlepas diri dari
kekufuran dan kesesatan orang-orang Nashrani sebagaimana dalam firman
Allahm
(وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ
قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ
قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ
إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا
أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah
kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah
mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (QS. Al Maidah: 116)
Bagaimana dengan Al Kitab?
Yang pertama sekali harus kita yakini berkenaan dengan Al Kitab adalah
bahwasanya kitab suci baik itu Taurot maupun Injil tidaklah terjamin
keasliannya sebagaimana diturunkan kepada Nabi Musa dan Isa ‘alaihimas
salam, Allah ta’ala tidak memberikan jaminan penjagaan keduanya dari
perubahan sebagaimana pada Al Qur’an. Allah ta’ala sendiri telah
mengabarkan bahwa para ahli kitab telah melakukan perubahan pada Al
Kitab baik berupa tambahan maupun pengurangan, sehingga sering ditemukan
kontradiksi antara ayat yang satu dengan yang lain, Rasulullah
shallallah alaihi wa sallam memberi kita petunjuk bagaimana menyikapi
alkitab dalam sabdanya, “Bila datang ahlu kitab memberi kabar kepada
kalian (tentang Al Kitab) maka janganlah kalian percayai ataupun kalian
dustai, tapi katakanlah kami beriman kepada Allah dan Rasuln-Nya” (HR.
Abu Daud).
Yang kedua bahwasanya seluruh kitab suci sebelum
Rasulullah shallallah alaihi wa sallam telah mansukh (terhapus) sehingga
tidak lagi menjadi pedoman setelah turunnya Al Qur’an.
Mari
kita kembali ke pokok bahasan kita, Al Kitab yang diimani oleh
orang-orang Nashrani terdiri dari dua bagian, pertama adalah perjanjian
lama yakni Taurat yang terdiri dari banyak kitab, dan Taurat juga
merupakan kitab suci bagi kaum yahudi, sedangkan bagian kedua adalah
perjanjian baru yakni Injil yang juga terdiri dari beberapa kitab.
Di dalam perjanjian lama (Taurat), tidak ada satu pun nash yang jelas
yang menjelaskan atau menyeru kepada ajaran trinitas, bahkan perjanjian
lama tidak pernah mengajarkan doktrin trinitas, bukti yang paling jelasa
adalah tidak adanya satupun orang yahudi yang beriman pada doktrin ini.
Adapun perjanjian baru (injil), doktrin trinitas kebanyakan hanya
berupa isyarat-isyarat tidak secara langsung, adapun bukti tentang
trinitas yang paling jelas ada dalam injil matius 28: 19 “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Akan tetapi, bila diamati secara
seksama kutipan injil ini bukan menjelaskan bahwa Allah, Kristus dan roh
kudus membentuk satu keilahiyan atau ketuhanan yang satu, yaitu
ketiganya sama dalam bentuk kekekalan dan kekuasaan sebagaimana maksud
dari doktrin trinitas. Justru malah sebaliknya ayat ini menunjukkan tiga
wujud yang berlainan, sama halnya ketika kita menyebut tiga orang:
Budi, Andi dan Bambang, misalnya.
Di sisi lain ada juga
ayat-ayat di dalam perjanjian baru yang menyebutkan perkataan dari Yesus
kristus yang justru maknanya bersebrangan dengan doktrin trinitas,
diantaranya adalah:
1. Matius 23: 9-10 “Dan janganlah kamu
menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena HANYA SATU BAPAMU, yaitu Dia
yang di sorga, Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena HANYA SATU
PEMIMPINMU, yaitu Mesias” kedua ayat ini jelas-jelas dengan gamblang
menyeru untuk mengesakan Tuhan, kemudian menekankan posisi Yesus kristus
hanya sebagai seorang pemimpin bukan Tuhan, dan dalam terjemah inggris
disebut sebagai master yang artinya guru.
2. Lukas 23: 46
“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawaku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan
nyawanya”,
ayat ini akan menjadi ruwet maknanya bila dibawa pada
doktrin trinitas, bila Yesus juga adalah wujud dari Tuhan, kepada
siapakah ia berseru dengan suara lantang itu? Apakah kepada dirinya
sendiri? Apa gunanya ia berteriak pada dirinya sediri? Justru Tuhan yang
tunggallah yang dipanggil oleh Yesus dalam ayat ini.
3.
Yohenes 14: 24 ”Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti
firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang MENGUTUS AKU”,
di sini sangat gamblang
bagaimana Yesus menjelaskan bahwa hakekat dirinya hanyanyal seorang
utusan yang diutus untuk membawa firman dari Tuhan, dan lihat pula
bagaimana ia dengan tegas menyatakan bahwa firman-firman itu bukan dari
dirinya karena dirinya bukanlah Tuhan.
4. Dan ayat yang paling
jelas tentang keesaan Allah dan kedudukan Yesus yang hanya sebagai
utusan Allah ada pada Yohanes 17: 3 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, SATU-SATUNYA ALLAH YANG BENAR, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah ENGKAU UTUS”,
sungguh sangat bertolak belakang doktrin trinitas dengan ayat ini.
Demikianlah beberapa contoh ayat dari perjanjian baru yang sangat
kontradiktif dengan doktrin trinitas yang diyakini dan diimani oleh kaum
Nashrani, dari sini kita bisa mengambil pelajaran berharga yakni betapa
jauhnya orang-orang Nashrani dari petunjuk dan betapa jauhnya mereka
tersesat dalam kebathilan sehingga mereka binasa di dalamnya wal’iyadzu
billah, sungguh maha benar firman Allah ta’ala,
)فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ(
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati
mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS.
Ash-Shaf: 5)
Dan sebagai penutup dari tulisan ini mari kita
perkuat ketauhidan serta keimanan kita dengan selalu memohon kepada
Allah ta’ala taufiq dan istiqomah di atas kebenaran. Mari kita selalu
merenungkan serta mentadabburi firman Allah dalam surat al-Ikhlash di
mana Allah ta’ala menegaskan aqidah tauhid, aqidah yang benar,
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)
Ul 6:4 : “SHEMA' YIS'RA'EL ADONAI ELOHEINÛ ADONAI EKHAD”
Dengarkanlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu SATU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar