22 November 2013

Wisata Musyrik, Ziarah Wali Songo

Melakukan safar/perjalanan mengkhususkan ke suatu tempat untuk beribadah di tempat tersebut termasuk ziarah kubur tidak dibenarkan dalam syari'at. Kecuali ketiga tempat sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Janganlah kalian bersungguh-sungguh (menyengaja) mengadakan perjalanan kecuali kepada tiga masjid (yaitu): masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)






Foto Nomor 1 (Duduk diatas kuburan yang ditembok)


Duduk diatas kuburan atau menginjaknya merupakan salah satu penyimpangan yang sering dilakukan oleh para peziarah.kubur.

Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu ‘anhumâ, Beliau berkata:
“Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan
membangun di atasnya.” [HR. Muslim]



PHOTO Nomor 2 : (Menari dan Menyanyi Diiringi Musik Di Kuburan)

Kesesatan semakin dalam, sebagian para peziarah menyanyi dan menari dengan diirigi musik di pekuburan yang mereka anggap merupakan suatu perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia.

Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bahkan mengarah kepada kesyirikan. Inilah sungguh kesesatan yang nyata.



PHOTO Nomor 3 : Beribadah di Kuburan

Banyak masyarakat yang melakukan ziarah ke kuburan tertentu dengan keyakinan bahwa kuburan tersebut memiliki berkah dan keramat, karena yang dikuburnya adalah orang sholeh. Dengan keyakinan tersebut mereka shalat, membaca Al Qur'an, ataupun berdzikir, bahkan adapula yang mengusap dan mencium kuburan tersebut.

Menetapkan sesuatu perkara yang memiliki berkah dalam urusan agama, sehingga beribadah di dalamnya, dianggap mendapatkan keutamaan dan berdoa disana akan dikabulkan, haruslah berdasarka Dalil yang shahih. Dan pastinya tidak ada satupun dalil yang menyatakan bahwa kuburan tertentu dapat mendatangkan keberkahan.dan segala keutamaannya.

Dan menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, ini merupakan kebiasaan kaum nasrani dan yahudi, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

“Allah melaknat Yahudi dan Nashara dikarenakan mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” (HR. Al-Bukhari no. 435 dan Muslim no. 529).




PHOTO Nomor 4 : (Gentong Peninggalan Sunan Kalijaga)

Para Peziarah meminum air dari gentong tersebut, mereka menyangka ada berkah air dalam gentong tersebut.



PHOTO Nomor 5 :Sesaji membakar kemenyan atau hio/dupa

Ziarah kubur dengan maksud memohon kepada orang yang dikubur tersebut, baik dalam hal mendatangkan manfaat atau menolak bahaya, dengan cara menaruh sesaji, membakar dupa atau kemenyan, ziarah ini merupakan kesyirikan yang sangat nyata.

Karena berdo'a adalah ibadah, dan yang namanya ibadah hanya kepada Allah semata, maka mengarahkan beribadah kepada selain Allah merupaka syirik.Disamping dengan berdo'a seperti itu, maka orang tersebut berkeyakinan bahwa ada selain Allah yang dapat menentukan dalam kehidupannya.

Dan ini sangat jelas kesyirikan yang nyata karena bertentangan dengan Aqidah islam yang menyatakan bahwa hanya Allah Ta'ala yang dapat menentukan kehidupan ini tidak ada sekutu bagi-Nya

Bertawasul kepada orang yang telah meninggal dunia, tidak dibenarkan dalam ajaran islam, karena Rosulullah tidak mencontohkan hal tersebut. Tawassul yang benar terhadap orang yang sholeh adalah ketika orang sholeh itu masih hidup kita mendatanginya dan kemudian meminta dia mendo'akan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini sebagaimana para sahabat yang mendatangi Rasulullah meminta di do'akan oleh Rasulullah kepada Allah Ta'ala.

wallahu a'lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar