Banyak manusia islamnya turunan ( beda dengan saya Mualaf)
Mereka TAKLID BUTA, Alias FANATIK sama Imam Syafi'i dan Wali Songo,
Mereka sudah menganggap Imam Syafi'i dan Wali itu Nabi Baru, ucapannya tidak pernah salah
Apalagi
jika dibandingkan dengan Para Sahabat Rasulullah, dimata mereka tidak
ada apa-apanya, dibandingkan dengan Wali Songo. Saya juga bingung, Wali
Songo itu apakah seorang ulama, atau hanya cerita dongeng yang konon
katanya bisa terbang, bisa menghilang, Shalat Jum’at langsung tidak
perlu naik pesawat terbang cukup menghilang, langsung ke Mesjid Nabawi,
dan banyak cerita mistis lainnya. Sampai saat ini saya sendiri belum
pernah melihat kitab-kitab karya Wali Songo
Apakah
bermadzhab sama 1 Imam Madzhab itu hukumnya Wajib menurut islam ? Mana
Dalilnya Dalam Al Qur'an dan Sunnah, Perintah Allah dan Rasulullah untuk
mengikuti salah satu Imam Madzhab ? Kata Al Buhti yang kemaren meninggal dunia di bom, katanya Barangsiapa tidak bermadzhab, maka keislamannya Bathil. Saya tanya Kenapa Para Sahabat dan Tabi'in mereka tidak bermadzhab salah satu Imam Madzhab tersebut? berarti para sahabat dan tabi'in manusia-manusia bathil, menurut Al Buthi
Menurut
saya pribadi Prinsip yang benar adalah mengikuti Al Qur’an & As Sunnah.
Selama perkataan imam madzhab sejalan dgn keduanya, maka barulah
perkataan mereka layak diambil. Sedangkan memaksakan seseorang utk
bermadzhab dgn pendapat salah seorang di antara mereka, ini adalah
menetapkan perintah tanpa adanya dalil
Bukankah Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Berpegang
teguhlah dgn sunnahku & sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan
petunjuk (dalam ilmu & amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dgn
gigi geraham kalian.”
(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini hasan shohih)
Justru para Ulama Madzhab sendiri berpesan :
Imam Malik berkata,
إِنَّمَا
أَنَا بَشَرٌ أُخْطِىءُ وَأُصِيْبُ فَانْظُرُوا فِي قَوْلِي فَكُلُّ مَا
وَافَقَ الكِتَابَ وَالسُّنَّةَ فَخُذُوْا بِهِ وَمَا لَمْ يُوَافِقْ
االكِتَابَ وَالسُّنَّةّ فَاتْرُكُوْهُ
“Sesungguhnya
aku hanyalah manusia yang bisa keliru & benar. Lihatlah setiap
perkataanku, jika itu mencocoki Al Qur’an & Hadits Nabawi, maka
ambillah. Sedangkan jika itu tak mencocoki Al Qur’an & Hadits
Nabawi, maka tinggalkanlah.
Imam Abu Hanifah & Imam Asy Syafi’i berkata,
إِذَا صَحَّ الحَدِيْثُ فَهُوَ مَذْهَبِي
“Jika hadits itu shahih, itulah pendapatku.”
Imam Asy Syafi’i berkata,
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي
“Jika
terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika
engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah
pendapatku.”
Imam Ahmad berkata,
مَنْ رَدَّ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ عَلَى شَفَا هَلَكَةٍ
“Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia berarti telah berada dlm jurang kebinasaan.”
Subhanallah, begitulah para ulama' (rahimahullah), rendah hati karena keilmuan mereka yang sangat luas. Alhamdulillah, para ulama2 tersebut masih dijadikan pegangan oleh fanatikus mazhab & ahlul bid'ah di zaman ini, meskipun kadang mereka menolak & memplintir sebagian ilmu dari ulama2 tersebut agar bisa selaras dengan hawa nafsu mereka, terutama dalam hal2 bid'ah.
BalasHapus