Dulu waktu saya masih beragama nasrani,
tidak sedikit kaum ibu Hamil orang nasrani yang menggelar upacara 7
bulanan, mereka berkeyakinan bahwa upacara mitoni yang dilakukan pada
saat janin berusia 7 bulan, katanya untuk mengusir roh halus yang mau
merebut anak dari kandungan. Mereka ada yang melakukan Ritual seperti
adat istiadat kejawen ada juga yang diganti dengan ibadah pengucapan syukur.
SEBENARNYA Telonan, Mitoni dan Tingkepan yang sering kita jumpai di
tengah-tengah masyarkat adalah teradisi masyarakat Hindu. Upacara ini
dilakukan dalam rangka memohon keselamatan anak yang ada di dalam rahim
(kandungan). Upacara ini biasa disebut Garba Wedana [garba : perut,
Wedana : sedang mengandung]. Selama bayi dalam kandungan dibuatkan
tumpeng selamatan Telonan, Mitoni, Tingkepan [terdapat dalam Kitab
Upadesa hal. 46]
Intisari dari sesajinya adalah :
1. Pengambean, yaitu upacara pemanggilan atman (urip).
2. Sambutan, yaitu upacara penyambutan atau peneguhan letak atman (urip) si jabang bayi.
3. Janganan, yaitu upacara suguhan terhadap “Empat Saudara” [sedulur
papat] yang menyertai kelahiran sang bayi, yaitu : darah, air, barah,
dan ari-ari. [orang Jawa menyebut : kakang kawah adi ari-ari]
Hal ini dilakukan untuk panggilan kepada semua kekuatan-kekuatan
alam yang tidak kelihatan tapi mempunyai hubungan langsung pada
kehidupan sang bayi dan juga pada panggilan kepada Empat Saudara yang
bersama-sama ketika sang bayi dilahirkan, untuk bersama-sama diupacarai,
diberi pensucian dan suguhan agar sang bayi mendapat keselamatan dan
selalu dijaga oleh unsur kekuatan alam.
Dengan demikian jelas sudah Ritual Upacara Selametan 7 bulanan itu
adalah ajaran Hindu. Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek
moyang kita daripada apa-apa yang di turunkan Allah kepada RasulNya?
Allah berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ
نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ
لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka
itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al
Baqoroh ayat 170)
Allah berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan
janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya” (QS
Al Baqarah 42)
Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh kita untuk tidak boleh
mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama
Hindu (kesesatan), tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan
agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah???
Selanjutnya Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.[QS. Albaqoroh : 208].
Demikian artikel ini, nasehat darikami kepada saudara-saudara
muslim. Marilah kita berislam yang kaffah, jangan setengah islam
setengah kristen, setengah hindu.
Wallahu waliyyut taufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar